Pages

Sabtu, 26 November 2011

Lemparan Batu Anak-Anak Palestina Gentarkan Israel

Dengan dimulai perang terbuka, Israel sudah melakukan perang darat tadi malam waktu Indonesia, Hamas sudah menyiapkan beberapa taktik untuk menghadapi tentara Israel yang jumlahlah dan perangkat perangnya luar biasa. Pertama-tama, Izzudin Al Qassam, sayap bersenjata Hamas, sudah membangun terowongan bawah tanah. Pembangunan ini hanya dilakukan selama delapan hari sejak Israel memborbardir Gaza.

Kemudian, di setiap area perbatasan sudah dipasang ranjau-ranjau darat. Ditambah, sniper-sniper Hamas yang sudah terlatih bertahun-tahun perang dengan senjata yang minim sudah bersiap-siap menyambut tentara Israel. Sejak memulai perang darat, hanya dalam hitungan jam, 30 terntara Israel terluka parah, 2 di antaranya serius.
Para pejuang Palestina pun sudah menyiapkan rocket-propelled grenades (RPG) untuk menembaki helikopter perang Israel. "Ini senjata mematikan!" ujar salah seorang pejuang Al-Qassam. Israel sendiri menggunakan F16 dalam memborbardir Gaza, dan terbang secara serabutan untuk menghindari RPG pejuang Palestina.
Namun yang paling menakutkan bagi Israel sampai sejauh ini adalah batu-batu yang dilemparkan oleh anak-anak Palestina. Batu-batu itu konon menghambat laju-laju tank Yahudi yang juga mulai merangsek ke daerah Palestina. Bocah-bocah ini bersembunyi di sekitar gua-gua dan batu-batu besar yang banyak tersebar di daerah perbatasan. Mereka menyerang tentara Israel tanpa kenal rasa takut.
Sampai saat ini, Hamas hanya mempunyai 10.000 pejuang yang siap tempur. Semua elemen di Palestina kini bersatu melawan Israel.
READ MORE - Lemparan Batu Anak-Anak Palestina Gentarkan Israel

Selamat Juang Untuk Pemuda Islam di Dunia

Anda sudah melihat bagaimana perlakuan kaum zionis terhadap Islam. Sungguh, betapa kejamnya mereka terhadap umat kita. Sebagai pemuda islam tentunya kita tidak boleh hanya berdiam diri. Seharusnya kita sadar, paling tidak kita harus berkonstribusi untuk membangun umat Islam kembali. Kita tidak boleh hanya duduk termenung untuk menunggu kehancuran umat kita!! Kita adalah umat islam. Seharusnya kita adalah umat yang berjaya!! Seharusnya kita adalah umat yang saling peduli kepada sesama saudara kita!! Seharusnya kita adalah umat yang pantang untuk dihina!!
Sadarkah kalian, jumlah kita itu sebenarnya sangat banyak. Mengapa kita mau dipermainkan oleh mereka. Kita semua adalah saudara. Kita semua seiman dan setaqwa kan!! Apakah salah jika kita bangkit untuk menemukan kembali kejayaan kita seperti umat Islam yang berjaya di zaman Rasulullah. Yang kita butuhkan hanyalah sebuah ukhuwah. Jika kalian merasa kalian adalah seorang pemuda maka bangkitlah!! Bersatulah kalian dalam sebuah barisan yang rapat. Karena sesungguhnya Allah itu mengasihi orang-orang yang berperang dijalan-Nya dengan berbaris, seolah-olah mereka adalah bangunan tembok yang sangat rapat menjadi satu.
Kemudian berjuanglah kalian di jalan Allah dengan hartamu dan dirimu. Perjuangkan kemerdekaan umat kita. Karena sesungguhnya kebaikan tanpa strategi itu kalah dengan kebathilan yang telah terstrategikan. Maka sebagai umat Islam bersatulah dan kembalilah kalian di jalan-Nya. Luruskanlah niat kalian untuk berjihad di jalan-Nya. Mulailah menyusun strategi kita untuk melakukan kebaikan. Dan bentuklah suatu barisan yang teratur. Agar tidak ada seseorang pun yang dapat melepaskan ukhuwah kita. Agar tidak ada seorang musuhpun yang dapat merusak tali persaudaraan kita, agar tidak ada setitik debu pun yang dapat menodai pola pikir kita. Agar tidak ada seorang musuh pun yang sanggup menjauhkan kita dari Al-Qur’an dan Sunnah. Karena dengan berpegang teguh pada dua hal tersebut insyaAllah tidak mungkin bagi mereka kaum yahudi dan zionis untuk dapat menghancurkan kita.
Pada zaman dahulu ada seorang yahudi yahudi yang mengintai seorang muslim yang usai sholat. Kemudian seorang muslim tersebut membaca Al-Qur’an.  Setelah itu dia menangis didepan Al-Qur’an tersebut. Orang yahudi itu pun berfikir, “Bagaimana mungkin seorang pemuda muslim yang sangat kuat, hebat dan gagah perkasa saat berperang dapat menangis didepan Al-Qur’an”.
Dan sejak saat itulah mereka (kaum yahudi) berfikir bahwa kekuatan umat muslim itu ada pada Al-Qur’an.  Tahukah kalian bahwa dengan kesimpulan tersebut, mereka berusaha untuk menjauhkan kita sebagai generasi muda umat muslim agar jauh dari Al-Qur’an dan Sunnah? Mereka berusaha untuk mengubah pola pikir kita agar kita jauh dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Setidaknya saya beri contoh kecil saja.
Lihat di Indonesia. Mengapa generasi muda Indonesia, banyak yang hancur? Mengapa banyak generasi kita muda kita yang rusak moralnya? Tidakkah kalian sadari mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mengapa banyak muncul aliran sesat di negara kita? Tidak kah kalian sadari juga itu? Mengapa hal tersebut terjadi? Cobalah berfikir lebih rasional lagi!!
Itulah hal yang telah berhasil dilakukan oleh mereka kaum yahudi. Karena dizaman Rasul mereka selalu gagal dalam memerangi umat kita. Mereka berusaha untuk mencari cara lain selain dengan berperang agar tujuan mereka untuk menghancurkan kita berhasil. Akhirnya terjadilah yang namanya Gazwul Fikr. Mereka  memerangi kita dengan strategi tersebut. Mereka berusaha untuk memecah belah umat Islam dengan sendirinya. Mereka berusaha untuk merusak dan mengubah pola pikir umat kita. Tujuan mereka adalah agar umat Islam hancur dengan sendirinya. Agar umat Islam hancur dengan pola pikir kita sendiri. Agar pemuda umat Islam menjadi orang yang tak berdaya dengan pola pikirnya sendiri. Agar kita jauh dari Al-Qur’an dan Sunnah. Karena sesungguhnya hal tersebut yang mereka incar. Secara tidak langsung akhirnya umat kita hancur karena diri kita sendiri. Itulah tujuan mereka yang sebenarnya. Mengapa muncul aliran sesat? Mereka berusaha untuk memecah belah kita dari dalam, dengan sistem srigala berbulu domba. Mereka berusaha agar mereka tidak dipersalahkan dalam kehancuran umat islam. Dengan alasan bahwa umat islam hancur dengan sendirinya kok!! Dan yang mereka lalukan beberapa diantaranya telah berhasil.
Mengapa pemuda Islam Indonesia hancur? Itu karena mereka telah meracuni pola pemikiran pemuda kita. Dengan beberapa hal yang dapat menjauhkan mereka dari Al-Qur’an dan Sunnah yang merupakan suatu kebenaran bagi umat Islam. Mereka melakukannya dengan Strategi Free sex, Fun, Teknologi, Makanan, Fashion, dll. Lagi-lagi mereka(kaum yahudi) berusaha untuk tidak dipersalahkan bukan? Memang benar-benar lagnat untuk mereka. Itulah realita yang terjadi saat ini.
Seharusnya dengan melihat kenyataan tersebut kita harus lebih idealis. Kita jangan mau diperalat mereka. Tinggalkan kecintaan kalian terhadap dunia. Karena sesungguhnya dunia itu hanyalah sementara, dan masih ada sesuatu lain yang abadi yang menanti kita di sana.
Pada zaman Rasul, dengan adanya tarbiyah maka tidak ada yang namanya terlalu cinta dengan dunia sehingga melupakan akhirat. Orientasi mereka adalah dunia dan akhirat. Rasulullah berusaha untuk membentuk Generasi Islam yang menyeluruh (syumul) dalam segala bidang baik itu politik, ekonomi, jasmani, ruhiyah, dll, Sehingga kebutuhan dunia dan akhirat itu seimbang. Tidak ada yang namanya terlalu cinta dengan dunia dan melupakan akhirat.
Karena sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya. Barang siapa yang niatnya karena Allah maka ia akan mendapatkan kebaikan dari-Nya dan barang siapa yang niatnya karena wanita dan dunia yang dicintainya maka ia hanya akan mendapatkan hal tersebut.
Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa  apapun yang kiat lakukan itu harus diniatkan hanya kepada Allah, karena kalau kita meniatkannya kepada Allah maka kita akan mendapatkan dunia dan akhirat, namun kalau orientasi kita hanya kepada dunia saja maka yang kita dapatkan hanyalah sebatas itu.
Niat kita adalah jihad fisabilillah (jihad dijalan Allah). Apapun yang terjadi itulah niatnya. Karena dengan niat tersebut insyaAllah apapun yang kita lakukan kita akan mendapatkan kebaikan baik didunia maupun di akhirat. Itulah yang disebut dengan umat muslim. Umat yang tidak takut mati. Karena orang yang takut mati itu adalah orang yang terlalu cinta dengan dunia, sehingga melupakan akhirat. Orang seperti itulah yang akan diincar oleh kaum yahudi sebagai mangsanya.
Maka apapun yang kalian lakukan janganlah takut akan mati, karena mati itu pasti akan dating untuk menjemput. Bisa kapanpun dan di manapun. Dan jangan takut untuk beramal baik.
Karena sesungguhnya apapun yang kalian lakukan itu adalah sebuah amal. Jika itu adalah amal baik maka niatkanlah Jihad Fisabilillah, dan jika itu niat buruk maka hindarilah. Karena sesungguhnya semua yang kalian lakukan itu akan diperhitungkan di akhirat nanti.
Satu lagi pesan dari saya :
“Kita semua sesama umat muslim adalah saudara, maka janganlah kita sampai terpecah belah karena perbedaan pendapat, karena perbedaan pendapat itu sebenarnya adalah sebuah rahmat, namun jangan dijadikan untuk sebuah perdebatan. Jangan sampai terjadi perdebatan diantara kita umat Islam. Karena dengan perdebatan itu akan menimbulkan perpecahan sesama kita.”
READ MORE - Selamat Juang Untuk Pemuda Islam di Dunia

Jumat, 25 November 2011

Al-Wala' wal Barra'

Dalam Surat Al-Mujadilah ayat 22 Allah 'Azza wa Jalla berfirman, yang artinya:
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung."

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim ra yang bersumber dari Ibnu Syaudzab dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abu 'Ubaidah bin Al-Jarrah yang membunuh bapaknya sendiri dalam perang Badar karena bapaknya berpihak pada kubu kafir Quraisy. Di dalam kitab Al-Mustadrak diceritakan secara lebih detail oleh Ath-Thabarani dan Al-Hakim bahwa dalam peperangan Badr bapak Abu 'Ubaidah menyerang dan ingin membunuhnya. Abu 'Ubaidah berusaha menghindarkan diri dengan jalan menangkis dan mengelakkan segala senjata yang ditujukan kepada dirinya. Tapi Abu 'Ubaidah akhirnya 'terpaksa' membunuh bapaknya tersebut. Maka turunlah ayat ini, yang melukiskan cinta seorang mu'min kepada Allah akan melebihi cintanya kepada orang tuanya.

Dalam riwayat yang lain dikemukakan oleh Ibnul Mundzir dari Ibnu Juraij, ketika Abu Qufahah (ayah Abu Bakar) mencaci maki Rasulullah saw, Abu Bakar memukulnya dengan pukulan yang keras sehingga terjatuh. Kejadian ini sampai kepada Nabi saw. Beliau bertanya, "Apakah benar engkau berbuat demikian wahai Abu Bakar?" Jawab Abu Bakar, "Demi Allah, sekiranya ada pedang di dekatku, pasti aku akan memukulnya dengan pedang." Maka turunlah ayat tersebut.

Di dalam Al-Qur'an banyak dikisahkan pisahnya orang-orang beriman dengan orang-orang kafir yang notabene masih kerabatnya, demi menjaga aqidahnya.

1. Suami dengan istrinya/sebaliknya:

[66.10] Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); "Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)".

[66.11] Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim",
[At-Tahriim: 10-11]

Asiah adalah istri penguasa Mesir bahkan penguasa seluruh kawasan tersebut, karena wilayah selatan Palestina dan sebagian daripadanya dahulu berada di bawah kekuasaan Mesir dan Raja Fir'aun dalam satu kurun waktu khususnya pada masa pemerintahan Ramses II, ayah dari Minbatah, Fir'aun yang mati ditenggelamkan Allah di Laut Merah karena memusuhi risalah yang dibawa Nabi Musa. Ramses adalah Fir'aun yang mengasuh Musa, memberi makan minum dan tempat di dalam istana. Meskipun demikian, kendati gagah perawakannya dan luas kekuasaannya Asiah tidak mau hidup bersamanya, tercermin dari do'anya: "Wahai Rabb-ku! Bangunkanlah untukku sebuah rumah disisiMu dalam jannah dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan tindakannya, dan selamatkan aku dari qaum yang zhalim."

2. Anak dengan bapaknya/sebaliknya:

Kasus Nabi Ibrahim dan ayahnya, Azhar:

[60.4] Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,
[Al-Mumtahanah: 4]

[9.113] Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu, adalah penghuni neraka Jahanam.

[9.114] Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.
[At-Taubah: 113-114]

Kasus Nabi Nuh dan anaknya, Kan'an:

[11.45] Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya."

[11.46] Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan."

[11.47] Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat) nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
[Huud: 45-47]

Nabi Nuh memohonkan ampun untuk putranya, Kan'an yang tidak mau menerima syari'at Allah. Lalu Allah dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada tali kekerabatan lagi antara dia dan putranya karena anaknya menjalankan amalan yang bathil. Maka terputuslah pertalian darah di antara keduanya.

Demikianlah, sesungguhnya ikatan kekerabatan itu hanyalah karena kesamaan aqidah. Orang Islam hanya diperbolehkan ber-wala' (loyal) dengan sesama orang Islam. Sebaliknya, ditegaskan untuk barra' (anti loyal) dengan orang-orang ghairu islam yang memusuhi Al-Islam.

Perhatikanlah ayat-ayat di atas, kalau dengan orang-orang terdekat saja harus pisah lantaran mempertahankan aqidah, kenapa sekarang kita merangkul orang-orang/bangsa yang memusuhi Al-Islam. Dengan alasan 'teknis' kita banyak berkasih-kasihan dengannya, dan sebaliknya kita telantarkan saudara-saudara kita seaqidah. Enggan rasanya untuk bahu-membahu membangun kekuatan sendiri, karena merasa telah tertinggal jauh dan mustahil untuk mengejarnya. Laa haula walaa quwwata illa billah. Mestinya kita yaqin, inna nashrullahu qariib - sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat, dan pasti akan datang kepada orang-orang yang benar-benar berjuang menegakkan Al-Islam.

Satu lagi, terkait dengan wala' dan barra' mengenai persangkaan (zhan) kita. Sudah selayaknya kita selalu berprasangka baik (husnuzhan) kepada saudara kita, kita anggap bahwa semua yang dilakukan saudara kita adalah yang terbaik menurutnya dan kita coba luruskan jika kita ketahui menyimpang. Kita jaga prasangka baik tersebut sampai benar-benar terbukti bahwa ternyata saudara kita mempunyai maksud yang tidak baik. Sebaliknya, kita harus selalu curiga (baca: awas) dengan tindakan-tindakan ghairu Islam sampai benar-benar terbukti/yaqin bahwa itu tidak membahayakan kelangsungan aqidah kita, juga penerus kita.

Allahu a'lam.
READ MORE - Al-Wala' wal Barra'

Memanjangkan Umur dan Memperluas Rizqi

Abu Hurairah ra berkata, aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda (artinya): "Barangsiapa yang suka rizqinya akan diluaskan dan diakhirkan ajalnya maka hendaklah menyambung tali persaudaraan." [Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy dan Muslim]

Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits yang serupa dengan lafadz (artinya): "Sesungguhnya manfaat menyambung tali persaudaraan itu adalah menumbuhkan rasa cinta kasih di kalangan keluarga, menambah banyak harta, dan mengakhirkan datangnya ajal."

Rasulullah menjanjikan dua hal dengan silaturrahmi:
1. Rizqi yang luas
2. Ajal yang ditangguhkan.


Keterkaitannya dengan keluasan rizqi

Ini didasarkan pada alasan bahwa ketika seseorang itu bersilaturrahmi ia akan banyak mencintai saudaranya, yang akan berlanjut dengan tumbuhnya komitmen untuk saling menolong - atau bahkan lebih dari itu. Dan dengan silaturrahmi pula akan menjauhkan dari permusuhan, sebab permusuhan hanya akan menghabiskan waktu saja dan melupakan untuk mencari rizqi.

Lebih luas lagi, karena silaturahmi adalah perintah dari Rasul maka mentha'atinya berarti telah menjalankan ketha'atan kepada Allah. Sedangkan Allah telah menjanjikan:

"...Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar." [Ath-Thalaaq: 2], lanjutannya:

[65.3] Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Keterkaitannya dengan memanjangkan umur

Mengenai janji Allah akan menangguhkan atsar lantaran silaturahmi, sebenarnya atsar itu jika kita tafsirkan sebagai kenangan baik setelah kematian, maka penangguhannya berarti diakhirkan dan dipanjangkan. Mulut orang-orang tidak kan berhenti memuji dan mendo'akan kebaikan kepadanya, karena ia telah menyabmung tali kekerabatan. Bisa jadi kenangan ini terus berlanjut hingga sekian lama seakan-akan jiwanya yang pengasih itu kekal di alam kehidupan.

Tapi jika ajal itu kita tafsirkan sebagai sisa usia, maka dzahir dari hadits itu bermakna bahwa ajal akan dengan sendirinya memanjang dengan silaturahmi, dan pendapat demikian bertenangan dengan firman Allah dalam surah Al-Munaafiqqun (63) ayat 11, yang artinya:

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya."

Tentunya ini dapat disangkal dengan pernyataan bahwa ajal itu pada dasarnya sudah dapat ditentukan karena tidak tersentuh oleh sebab-sebab tertentu. Jika kita mengira bahwa usia seseorang itu dibatasi hingga enam puluh tahun saja, kalau ia bersilaturrahmi dan hanya empat puluh tahun saja bila memutuskan tali silaturahmi, maka bila ia menyambungkan tali silaturrahmi itu menginjak usia ke empat puluh tahun Allah akan menambahkan umur hingaa ia mencapai usia hingga yang ditentukan yakni enam puluh tahun. Ajal memang tidak dapat dipengaruh oleh sebab-sebab apa pun.

Tapi penafsiran yang paling baik (menurut hemat penulis) adalah pemanjangan ajal ini dengan barakah selama perjalanan usianya, dimana Allah mengaruniakannya kekuatan di dalam tubuhnya kecemerlangan berfikir dan determinasi yang kuat. Dengan demikian hidupnya penuh dengan amal perbuatan yang baik. Itulah kehidupan yang panjang meski dalam perhitungan usia hanya sebentar. Kerena memang ukuran sebenarnya untuk kehidupan yang diberkati itu bukan bulan atau tahun, tapi keagungan amal perbuatan dan banyaknya pengaruh yang ditanamkan. Berapa banyak orang yang berusia panjang, namun seakan-akan dia tidak bisa merasakan kehidupannya yang panjang tersebut. Sebaliknya, banyak juga orang yang usianya tidak terlalu panjang tapi seakan-akan ia telah hidup di tengah-tengah kita berabad-abad karena banyaknya yang telah ia perbuat dan besarnya nilai yang ia tinggalkan.

Sesungguhnya barakah dalam usia merupakan janji Allah atas orang yang menyambung tali persaudaraan. Karena seseorang jika telah menyambung tali silaturrahmi dengan saudaranya berarti telah mengagungkan dan menghormati mereka, yang itu semua menuntutnya untuk selalu memenuhi jiwanya dengan rasa senang dan merasa berdiri di atas kedudukan yang tinggi lantaran amal perbuatan yang ia kerjakan. Rasa senang itu berfungsi untuk menjadikan lebih giat, sebagaimana rasa sedih yang berakibat memasygulkan hati. Sedangkan rasa percaya diri yang besar lantaran mengerjakan amal-amal yang baik merupakan pemicu diri untuk lebih banyak lagi berbuat dan mengerahkan segenap kemampuan untuk mencapai tujuan hidup.

Allahu a'lam.
READ MORE - Memanjangkan Umur dan Memperluas Rizqi

Akhlaq Sesama Muslim


Diantara akhlaq sesama muslim adalah:

1. Memberi bantuan harta dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya
Rasululllah saw bersabda yang artinya, "Barangsiapa yang berada dalam kebutuhan saudaranya maka Allah berada dalam kebutuhannya, dan barangsiapa menghilangkan satu kesusahan orang Muslim dari berbagai kesusahan dunia maka Allah menghilangkan satu kesusahan dari berbagai kesusahan di hari qiyamat.

2. Menyebarkan salam
Rasulullah saw bersabda, "Kalian tidak masuk surga sehingga beriman, dan kalina tidak akan beriman sehinga kalian saling mencintai. Mauka kuberitahu sesuatu kepada kalian, jika mengerjakannya kalian saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian."
(diriwayatkan oleh Muslim)

Salah satu jawaban salam yang baik adalah sebagaimana hadits berikut, dari
Aisyah radhiyallaHu 'anHa, dia berkata,

Rasulullah berkata kepadaku, "Ini jibril datang membacakan salam kepadamu", Aku berkata, "Wa'alaikumus salaamu warahmatullaHi wabarakatuh"

(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, hadits no. 856 pada Tarjamah Riyadush Shalihin)

3. Menjenguknya jika sakit
Rasulullah saw bersabda, "Jenguklah orang yang sakit, berikanlah makanan kepada orang yang kelaparan serta bebaskanlah kesukaran orang yang mengalami kesukaran.
(diriwayatkan oleh Bukhari)

4. Mendo'akannya jika bersin
Rasulullah saw bersabda, "JIka salah seorang diantara kalian bersin hendaknya mengucapkan 'Alhamdulillah', dan hendaknya shahabatnya menjawab yarhamukallah, dan hendaknya dia (yang bersin) mengucapkan 'yahdikumullahu wa yushlihu baalakum'.

Dalam hadits yg lain Nabi saw bersabda (artinya):
"Jika salah seorang dari kalian bersin lalu mengucapkan alhamdulillah, maka hendaklah kalian mengucapkan tasymit (ucapan yarhamukallaH) baginya, namun jika tidak, maka janganlah mengucapkan tasymit baginya"
(HR. Muslim no. 2992)

5. Mengunjunginya karena Allah
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudara-saudaranya karena ALlah maka ada penyeru yang menyerunya, "Semoga engkau bagus dan bagus pula perjalananmu, serta engkau mendiami satu tempat tinggal di surga."
(diriwayatkan oleh Ibnu Maajah dan Tirmidzi)

6. Memenuhi undangan jika dia mengundang
Rasulullah saw bersabda, "Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima, menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengantar jenazah, memenuhi undangan dan menjawab orang bersin
(HR. al Bukhari dan Muslim, hadits no. 900 pada Tarjamah Riyadush Shalihin)
7. Tidak menyebut-nyebut aibnya dan menggunjingnya secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi
Rasul saw bersabda, "Setiap muslim atas muslim yang lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya."

8. Berbaik sangka kepadanya
Rasulullah saw bersabda, "Jauhilah persangkaan, karena persangkaan itu perkataan yang paling dusta."
(Muttafaq'alaih)

9. Tidak boleh memata-matai dan mengawasinya baik dengan mata maupun telinga
Rasulullah saw bersabda, "Janganlah kalian saling mengawasi, janganlah saling mencari-cari keterangan, janganlahg saling memutuskan hubungan, janganlah saling membelakangi dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara."
(Muttafaq'alaih)

10. Tidak membocorkan rahasianya
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa menutupi aib saudaranya, maka ALlah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat."
(diriwayatkan Ibnu Maajah)

11. Menampakkan kasih sayang dengan memberikan hadiah kepadanya
Rasulullah sawb bersabda, "Saling berilah hadiah, niscaya kalian saling mencintai."
(diriwayatkan Baihaqi)

"Jika salah seorang diantara kalian mencintai saudaranya, maka hendaklah dia memberitahukannya."
(diriwayatkan Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Umar bin Khaththab ra berkata, "tiga hal yang saling memupuk saudaramu, engkau mengucapkan salam jika bertemu, memberinya tempat duduk dan memanggilnya dengan nama yang paling dicintainya."
12. Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada orang yang menghibahnya
Rasulullah saw bersabda, "Setiap Muslim atas Muslim yang lain haram..."

13. Memaafkan kesalahan-kesalahannya
Rasul saw bersabda, "Tidaklah Allah memberi tambahan kepada seorang hamba yang suka memberi maaf melainkan kemuliaan."
(diriwayatkan oleh Muslim)

14. Mendo'akannya dari tempat yang jauh
Rasul saw bersabda, "Do'a seseorang dari tempat yang jauh adalah terkabulkan."
(Diriwayatkan oleh Muslim)
READ MORE - Akhlaq Sesama Muslim